Dari hasil diskusi dengan beberapa client saya. Kalau dipikir – pikir ya masuk akal juga. Yaitu tentang pernikahan. Banyak yang merasa ragu untuk menikah karena merasa belum siap. Merasa belum memiliki pekerjaan tetap dan merasa belum memiliki apa – apa.
Kenyataan dalam kehidupan sehari – hari materi dan umur bukanlah patokan yang akan menentukan kebahagiaan kita. Banyak sekali pasangan muda usia 20an sudah menikah dan sampai tua bahagia, banyak juga pasangan yang menikah umur 30an menikah bahagia. Semua itu ternyata yang menentukan adalah kesiapan hati.
Lama saya renungkan, ternyata cinta itu bukan sekedar perasaan. Namun cinta sejati itu adalah perasaan yang dibangun dengan niat ibadah, komitment bersma dalam keadaan apapun, kejujuran dan keikhlasan untuk menerima kekurangan dan kelebihan masing – masing. Dengan pemahaman cinta ini, maka bisa saja awalnya kita tidak terlalu naksir pada pasangan kita, namun karena kita melihat kepribadian dari pasangan kita kok bagus, lantas kita merasa ada kenyamanan, nah barulah kita niatkan menjalin hubungan dengan niat ibadah. Barulah disini akan tumbuh cinta sejati.
Hanya dengan pemahaman cinta seperti di atas kita akan memahami bahwa puas itu tidak identik dengan bahagia. Bisa saja kita naksir seseorang namun kan kita harus menimbang secara labih jauh. Kalau asal cinta tidak memikirkan masa depan ya hanya akan puas saja namun tidak bahagia. Kalau kita cenderung mengutamakan kebahagiaan maka kadang diawal – awal kita jalani suatu hubungan terasa kurang greget karena awalnya bisa saja kurang cinta. Namun dengan niat, komitment dan menitikberatkan pada masa depan kita akan mencintai pasangan kita sepenuh hati. Hal ini akan kita pahami dikemudian hari…( oh ternyata aku gak salah memilih dia…) itu ungkapan hati yang akan terlontar dikemudian hari… hehhe..
Perlu dipahami disini bahwa pemikiran cinta dengan konsep niat ibadah ini hanya bisa terjadi jika kita sudah berfikir untuk menikah. Jadi umumnya akan muncul pada diri seseorang yang sudah berusia di atas 20 tahun. Kalau anak muda apalagi yang masih sekolah ya kebanyakan masih cinta hanya sebatas perasaan kosong yang tidak memiliki tujuan yang jelas…. Hemmm betul gak ya…
Karena ini adalah bab cinta, maka masih akan kita lanjutkan diskusi tentang cinta. Sekarang pertanyaanya, kapan seseorang mulai memikirkan pernikahan?
Hayo.. kapan plent?
Seseorang kapan mulai berfikir untuk menikah itu berbeda – beda. Tidak bisa dijadikan patokan umur. Faktor yang lebih mempengaruhi adalah pergaulan. Pergaulan yang sangat berpengaruh adalah pergaulan dalam rumah tangga.
Mereka yang hidup dalam rumah tangga yang harmonis cenderung lebih lama memikirkan masalah pernikahan. Karena secara kasih sayang dari orang tua relative tercukupi. Sebaliknya mereka yang orang tuanya kurang harmonis cenderung lebih cepat berfikir kearah pernikahan. Karena setiap hari mereka merasakan ketidaknyaman. Akhirnya mereka secara tidak sadar mulai berfikir untuk mendapatkan kebahagian dari orang lain.
Pengaruh ketidakharmonisan rumah tangga ini bisa berpengaruh positive dan negative terhadap seorang anak. Mereka yang bermental kuat dan dalam tataran pendidikan aklhak bagus cenderung akan mencari pasangan yang bisa membahagiakannya. Setidaknya akan berfikir keluarganya nantinya tidak akan sekacau keluarga orang tuanya saat ini. Sebaliknya mereka yang kurang terkontrol secara akhlaknya cenderung bergerak kearah pergaulan yang asal – asalan.
Dengan melihat kenyataan itu, bisa saja seseorang baru berumur 18 tahunan sudah berfikir untuk nikah, namun untuk mereka yang hidup dalam keuarga yang harmonis rata – rata baru berfikir untuk nikah setelah berumur diatas 20 tahun. Mereka cenderung berfikir untuk menikmati masa muda sambil belajar atau bekerja.
Sekarang kita coba lihat usia pernikahan yang ideal jika dikaji dengan melihat masa depan. Nabi Muhammad Saw menikah pada usia 25 tahun dan meninggal pada usia 63 tahun. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa umatnya idealnya menikah antara 20 sampai 30 tahun. Lalu umat nabi Muhammad rata – rata juga akan meninggal di usia 60 sampai dengan 70 tahun. Memang ada yang lebih dan ada yang kurang… semua memang sudah di atur yang di atas.
Nikah pada usia antara 20 samapi 30 tahun ideal. Mengapa? Jika kita menikah pada usia segitu maka nantinya jika kita memiliki anak, ketika kita sudah berumur 50 tahun anak – anak kita sudah relative dewasa. Sehingga kita bisa menikmati masa tua dengan santai. Namun jika kita menikah terlalu tua, nantinya ketika kita sudah tidak produktive untuk bekerja, anak – anak kita masih kecil. Hal ini jelas sedikit banyak akan mempengaruhi pendidikan anak kita dimasa depan. ( Hemmm… ternyata menciptakan generasi masa depan yang cerah prosesnya panjang ya, harus dimulai dari sekarang dengan pola fikir yang jelas pula…!!! ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar